Kisah Menjemput Mimpi 12 : Puzzle : Kelas bagian 1

[sebuah cerita bersambung “Kisah Menjemput Mimpi”]

Tulisan sebelumnya : Sahabat

Aku berusaha sebaik-baiknya untuk menjadi teman dan ketua kelas yang baik bagi kawan-kawanku di kelas. Apalagi wali kelas kami sangat baik dan perhatian. Pak Latif, adalah wali kelasku. Kebetulan beliau juga salah satu pembina OSIS. Seringkali, ketika aku melapporkan keadaan kelas, kami juga membicarakan gimana keadaan OSIS. Beliau begitu perhatian dan sangat peduli dengan kelas.

Kawan-kawan ku pun di kelas sangat menyenangkan. Ada yang tampil begitu islami, ada yang sok pintar, ada yang bergaya seperti tukang kredit, dan ada yang menisbatkan dirinya sebagai anak  nakal. Dan yang terakhir ini yang paling banyak. Sebagian besar dari mereka –khususnya yang nakal- banyak yang jago olahraga, karena itu kalau  ada lomba olah raga kami tak pernah kalah, atau mungkin lebih tepatnya tak pernah mau mengalah. Baca lebih lanjut

Kisah Menjemput Mimpi 11 : Sahabat

[sebuah cerita bersambung “Kisah Menjemput Mimpi”]

Tulisan sebelumnya : Kisah Baru Saja Akan Dimulai

Sabtu dan Minggu saatnya platihan kepemimpinan dan rapat kepemimpinan (latpim rapim) OSIS akhirnya tiba juga. Beberapa jam yang lalu, acara sudah dimulai. Saat ini aku sudah duduk di kursi dengan meja panjang khas Ruang Laboratorium. Ruang Laboratorium Biologi-Kimia memang sengaja dipakai untuk aktivitas latpim rapim ini untuk dua hari ke depan. Beberapa alat laboratorium untuk sementara di kandangkan, dan tinggal bersisa 10 meja panjang yang berjejer dua ke samping dan 5 ke belakang. Satu meja berpasangan dengan 4 kursi kecil yang kami duduki satu-satu. Aku duduk di kursi paling kanan meja kiri nomor dua dari depan. Di samping kananku ada ruang kosong jarak antar meja yang sepertinya dijadikan tempat untuk berjalan nara sumber ketika ingin mendekati peserta.
Baca lebih lanjut

Seperti Inilah Kehidupan

“Sekeping koin mampu menyembunyikan bintang yang paling besar sekalipun, jika kita memegangnya sangat dekat dengan mata”

Ada dua pilihan dalam menjalani kehidupan, kita bisa menganggap bahwa dalam hidup ini ada dan dipenuhi keajaiban atau menganggap bahwa hidup adalah keajaiban itu sendiri. Dari keduanya yang manapun yang kita pilih akan  baik untuk kita. Menggapai segala hal yang sudah kita impikan memang membutuhkan perjuangan, namun bagi yang percaya akan keajaiban, segala hal mungkin terjadi. Tak ada yang tak mungkin. Segalanya ada bagi mereka yang berjuang dan percaya akan keberadaan Tuhan. Segalanya mudah bagi-Nya. Sesuatu bisa saja terjadi tanpa diduga-duga, kita tak tahu apa yang akan terjadi di akhir nanti, karena kita hanya berperan dalam proses, yang menentukan tetaplah Dia. Namun ini bukan alasan kita tak berbuat apa-apa. Karena hasil tidak akan pernah jauh dari proses itu sendiri, bahkan hasil berasal dari apa yang kita usahakan. Berusaha, itulah peran kita. Berusaha dan berdoa berserah diri kepada-Nya. Baca lebih lanjut

HIDUPLAH DENGAN KEYAKINAN BAHWA KEAJAIBAN ITU ADA

Atau Hiduplah dengan menganggap bahwa segala sesuatu itu adalah keajaiban

“Maka Aku bersumpah demi cahaya merah pada waktu senja, demi malam dan apa yang diselubunginya, demi bulan apabila jadi purnama, sungguh, akan kamu jalani tingkat demi tingkat (dalam kehidupan). Maka mengapa mereka tidak mau beriman? Dan apabila Al-Quran dibacakan kepada mereka, mereka tidak (mau) bersujud, bahkan orang-orang kafir itu mendustakan(nya). Dan Allah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan (dalam hati mereka). Maka sampaikanlah kepada mereka (ancaman) azab yang pedih, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka akan mendapat pahala yang tidak putus-putus.” (Al-Insyiqaq : 16-25)

Mulailah Membayangkan

Segala sesuatu yang terjadi dimulai dari mimpi. Apapun dan bagaimanapun kehidupan Anda sekarang bermula dari bayangan, khayalan, dan rencana Anda di masa lalu. Cobalah berhenti mengatakan, “Saya tak pernah menyangka ini terjadi  pada saya.”; “Saya tak pernah mengira saya bisa mendapatkan ini semua.” Perhatikan baik-baik masa lalu Anda. Anda sebenarnya bukannya tak pernah menyangka apa yang terjadi pada Anda sekarang ini dalam artian tak pernah membayangkan atau menginginkannya, tanyakan pada diri Anda sendiri, “Bukankah Anda memang menginginkannya?”, Anda hanya tak menyangka impian Anda bisa menjadi kenyataan, Anda hanya tak menyangka ‘celetukan’ asal-asalan di masa lalu ternyata Tuhan kabulkan, Anda hanya tak mengira bahwa apa yang Anda inginkan di masa lalu benar-benar Anda dapatkan sekarang. Baca lebih lanjut

Kisah Menjemput Mimpi 4 : Ayam Jago Dari Jember Timur

[sebuah cerita bersambung “Kisah Menjemput Mimpi”]

Tulisan sebelumnya : Pelukan Mama

Aku, terus ku peluk mama. Air mataku sudah tak bisa ke luar lagi. Perlahan ku coba lihat wajah mama. Ada senyuman di wajah yang menenangkan itu.

“Kenapa ma? Kok mama malah senyum begitu? Gimana kata Pak Ahmad ma?”

“Hm…” Senyuman itu semakin terlihat dan jelas siapa yang dituju. Mama melanjutkan.

“Kamu yang kenapa? Memangnya ada apa? Kok nangis sampe begitu?”

Aku heran. Sebenarnya apa yang terjadi.

“Aku lulus ndak Ma? Apa kata Pak Ahmad Ma?” Baca lebih lanjut

MULAILAH DENGAN SEBUAH PERUBAHAN DAN PILIHLAH PERAN YANG AKAN DIMAINKAN

Atau Jangan biarkan diri anda tergantikan

“Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap suatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia.” (Ar-Ra’d : 11)

Setiap Doa Dikabulkan : Ayo Mulai

Saya sudah membuktikannya, dan sudah bayak orang lain yang juga membuktikannya. Sekarang pilihan ada di tangan Anda, semua impian yang sudah Anda punya, setiap keinginan yang sudah Anda miliki, mau Anda apakan itu semua. Tetap menjadi mimpi, atau Anda akan bangun dan mengusahakannya untuk menjad bagian dari kenyataan.

Takdir kita sudah ditentukan oleh Tuhan. Hanya Dia-lah yang tahu akan menjadi apa kita akhirnya. Tapi sungguh Dia, Allah Yang Maha Bijak telah memberi kita kesempatan di setiap waktu untuk melakukan perubahan terhadap takdir yang sudah Dia tentukan. Jika kita memang tidak tahu apa-apa kedepannya, mengapa tidak kita tentukan sendiri saja masa depan kita. Kalau yang kita inginkan itu sama dengan takdir yang sudah Tuhan tentukan, maka syukur kita atas-Nya. Kalau pun beda, bukankah itu kesempatan untuk merubah takdir yang sudah Tuhan berikan.

Sekarang hanya kita yang bisa merubah takdir yang sudah Allah tentukan. Allah bisa dan sangat bisa melakukannya, tapi Dia sudah menutup kemungkinan itu. Allah tak akan merubah takdir suatu kaum, sebelum kaum itu sendiri yang merubahnya. Oleh karena itu, ayo tentukan bagaimana semua ini harus berakhir dan akan menjadi apa kita nantinya.

Ayo mulai dari sekarang, membuat jejak-jejak sukses, melangkahkan kaki menggapai mimpi dan lakukan itu semua bersama Allah Sang Pencipta. Bersama-Nya tak ada yang tak mungkin, dengan melibatkan-Nya dalam setiap tindakan kita, semua kebaikan yang kita cita-citakan, pastilah bisa kita raih. Dialah Allah Semesta Alam, Yang Maha Berkehendak, dan Maha Berkuasa.

Setiap Doa Dikabulkan : Kenal dan Ingin Menjadi Trainer

Saat menjadi lurah, ada sebuah rangkaian pelatihan yang harus diikuti, namanya “Leadership Training”. Dipelatihan inilah saya kenal yang namanya ‘Trainer’ atau ‘Motivator’. Salah satu rangkaian acaranya mengundang salah satu Trainer dari lembaga training ternama di daerah Bogor. Saat itulah saya sadar ada jalan yang bisa saya tempuh untuk mennggapai impian saya, untuk mengembangkan cara bicara saya agar baik dan membaikkan, yaitu dengan menjadi Trainer.

November 2009, ketika acara itu selesai saya niatkan dalam hati saya agar suatu saat nanti saya bisa menjadi Trainer. Entah bagaimana caranya, saya yakin ada Tuhan yang bakal menunjukkan jalannya. Sampai jalan itu terlihat, sebelum itu saya hanya harus memaksimalkan amanah yang saya emban sekarang, di asrama sebagai Lurah Gedung C2, dan Gugus Disiplin Asrama, serta sebagai Komti di kelas B28 saat itu.

Sungguh setiap doa dengan niat baik pasti terkabul. Beberapa saat setelah amanah-amanah itu selesai, tiba-tiba ada teman yang menawarkan, “Pin, mau jadi salah satu Trainer ATOM Indonesia gak?”. Terkejut saya mendengarnya. Doa itu, doa yang sudah sekitar tujuh bulan yang lalu dipanjatkan akhirnya menemui jalannya. Saya langsung katakan iya saat itu juga. Tentu, segela sesuatu pasti diuji terlebihi dahulu, setelah kejadian itu, ternyata tidak ada kabar tindak lanjut lagi selama lebih dua bulan.

Selama dua bulan itu, karena bagi saya jalan itu sudah terlihat, saya berusaha menyiapkan semua bekal yang saya perlu. Meskipun belum ada kabar tindak lanjut, saya tetap berusaha menyiapkan bekal, saya ikuti beberapa pelatihan dan training seperti training public speaking dan hipnotis. Itu sebagai bentuk rasa syukur saya bahwa doa itu sudah ‘hampir’ dikabulkan.

November, 2010, acara Leadership Training di Asrama TPB IPB kembali diadakan. Saya sudah tak menjadi peserta lagi, saat itu saya diundang dan menjadi salah satu Master of Ceremony (MC). Hari itu ternyata acara yang diadakan adalah pelatihan yang mengundang Trainer. Sungguh tak saya sangka, di acara yang sama saat saya pertama kali meniatkan diri menjadi Trainer, di acara yang sama pula jawaban dari doa itu ada. Saat itu Trainer yang mengisi adalah Achmad Deni, dia adalah Direktur ATOM Indonesia saat itu.

Ketika dia datang saya sedang melakukan ice breaking dengan hipnotis-hipnotis sederhana. Mungkin karena melihat kemampuan saya sebagai MC dan hipnotis itulah, selesai acara saya diajak bertemu. Saat itulah doa itu terjawab, “Ayo pin gabung di ATOM Indonesia. Minggu depan ikut rapat dengan kita.” Kata kak Deni waktu itu.

——————

Begitulah Allah menunjukkan jalannya. Sungguh saya sudah sering mengalaminya. Bukan hanya dua kisah itu, masih banyak kisah lain yang membuktikan, bahwa setiap doa baik itu pasti dikabulkan oleh-Nya. Saya ingin terlibat dalam organisasi tingkat nasional, akhirnya saya berhasil menjadi Sekretaris Jendral Himpunan Mahasiswa Meteorologi Indonesia (Sekjend HMMI), saya ingin mengadakan kegiatan tingkat nasional, akhhirnya saya terlibat sebagai panitia acar Pesta Sains sebuah olimpiada MIPA dengan peserta SMA dari seluruh penjuru Indonesia, saya ingin membuat acara dengan prestasi nasional, akhirnya acara Wellcome Party Asrama TPB Angkat 49 berhasil menjadi tranding topik nasional, saya ingin menerbitkan buku, akhirnya Anda bisa lihat sendiri bahwa Anda sekarang sedang membaca buku yang saya impikan itu, dan masih banyak yang lainnya. Keinginan yang dengan berani kita ucapkan, adalah doa yang terdengar oleh-Nya yang akan dikabulkan jika kita terus berusaha.

Tak ada alasan bagi Sang Maha Baik untuk tidak mengabulkannya. Memang pasti akan ada ujian kesabaran, kekuatan, kemauan, dan kepantasan selama prosesnya. Begitulah cara Allah menyiapkan kita. Karena itu kita pun harus siap menghadapai semua ujian itu, agar Allah membukakan pintu-pintunya buat kita.

Setiap Doa Dikabulkan: Aku Ingin Menjadi Lurah

Ketika baru menginjakkan kaki di Kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), bahkan saat baru berangkat dari rumah, saya sudah menetapkan tujuan saya, bahwa selama kuliah, saya akan melatih kemampuan bicara saya, sehingga yang saya sampaikan akan bernilai kebaikan, membawa kebaikan, dan dengan cara yang baik pula.

Suatu malam di asrama tiba-tiba suasana penuh kemeriahan, ajakan penuh semangat, dan nama beberapa mahasiswa diteriakkan berulang-ulang. Saya bingung, dalam hati saya bertanya-tanya apa yang sedang terjadi, mungkinkah ada yang saya lewatkan. Ternyata benar saja, gedung asrama kami sedang menyelenggarakan pemilihan Lurah. Lurah adalah pimpinan tertinggi di gedung asrama mahasiswa TPB IPB. Agar setiap gedung memiliki atmosfer yang nyaman dan penuh kekeluargaan diperlukan pengurus gedung yang mengelola gedung, mengatur kebijakan basis gedung, dan mengadakan kegiatan-kegiatan kebersamaan, lurah adalah pemimpin pengurus gedung tersebut. Di bawah lurah secara struktural ada yang namanya RT, RT adalah pemimpin lorong atau sejumlah kamar yang berderet dan berhadapan.

Sekitar dua minggu yang lalu telah diadakan pemilihan RT, saya pun ikut mencalonkan diri, namun tidak tepilih.

“Selalu ada takdir yang baik yang sedang Allah persiapkan untuk kita. Jika di pemilihan RT ini Ipin tidak terpilih, pasti ada takdir baik lain yang sedang menunggu, mungkin saja itu di terjawan di pemilihan lurah nanti.” Kata Kakak Asrama.

Kata-kata itu selalu saya ingat, dan sejak waktu itu sudah saya putuskan, “Saya akan menjadi lurah.”. Cita-cita  ini pun saya putuskan karena rasanya dengan menjadi lurah tujuan hidup saya melatih kemampuan berbicara, akan lebih terbuka lebar dengan banyak kesempatan. Tapi rasanya impian itu pun harus diganti, karna proses seleksi lurah sudah dilaksanakan dan tersisa tiga calon. Malam ini mereka akan mempresentasikan visi, misi dan program kerjanya, kemudian dipilih salah satu untuk menjadi lurah. Saya tak bisa berbuat apa-apa, saya hanya bisa menerimanya dan karena penasaran saya mencoba kuat – karena rasanya menyakitkan – untuk datang dalam penyampaian visi, misi, dan program kerja para calon lurah itu.

Sesi penyampaian visi misi dimulai, saya mendengarkan baik-baik penyampaian mereka. Secara teliti saya perhatikan cara mereka berbicara, visi misi yang disampaikan, dan kondisi para warga gedung yang hadir. Menurut saya ada visi yang terlalu tinggi, terlalu idealis dan keluar dari tugas pengurus gedung, ada juga visi misi yang tidak jelas, umum, dan terdengar biasa saja, gaya bicara mereka pun rasanya terdengar sok hebat dan sudah merasa telah terpilih, tanpa peduli warga yang mulai ramai dan sibuk ngobrol sendiri-sendiri sedangkan para calon lurah itu masih saja tetap berorasi. Dalam hati akhirnya saya berkata, “Ya Allah, mohon maaf saya sudah melalaikan hal ini, andai saya terus mencari info pemilihan Lurah ini, saya pasti akan berusaha untuk lebih baik dari mereka. Semoga mereka menjalankan amanah dengan baik, dan saya bisa menemui takdirku.”

Hari pemilihan lurah pun berlalu, lurah sudah terpilih, dan saya kembali melaksanakan keseharianku, aktif dibeberapa organisasi di kampus dan asrama. Impian untuk menjadi lurah sudah saya ikhlaskan, sekarang saya hanya sibuk berusaha sebaik mungkin di organisasi lain yang saya ikuti, beberapa diantaranya walaupun berkaitan dengan gedung, saya sudah tak memikirkan tentang impian yang telah lewat itu, sekarang yang penting adalah berusaha yang terbaik di organisasi-organisasi yang sudah saya pilih.

Sekitar tiga bulan dari hari pemilihan lurah itu, di suatu pagi, Kakak Asrama datang ke kamar dan meminta membicarakan hal yang penting. Alangkah kagetnya, sungguh tak disangka, jalan dari Allah begitu tak terduga dari mana datangnya, pagi itu Dia Yang Maha Berkehendak menunjukkan keagungannya.

“Ada apa ya Kak, Kakak pagi-pagi ke kamar ini?Maaf Kak, biasanya kakak ke sini kalau malam, jadi saya merasa tidak biasa saja.” Ucapku membuka percakapan.

“Ah, ndak juga, kakak hanya sekedar ingin cerita kondisi gedung ke Ipin. Ipin sudah dengar kabar tentang gedung kita ini?” kata Kak Catur (nama Kakak Asramaku).

“Ehm… Tentang apa ya kak? Saya kawatir kalau menebak-nebak.” Jawabku.

“Owh, begini, lurah kita mengundurkan diri.” Sahutnya yang membuat aku kaget mendengarnya, dan yang lebih mengagetkan adalah ucapan Kak Catur selanjutnya.

“Semua Senior Resident (SR –Kakak Asrama) dan para RT sudah sepakat bahwa kami akan menunjuk lurah baru untuk menggantikan lurah lama, dan kami pun sudah sepakat kalau Ipin yang rasanya paling pas untuk menjadi lurah selanjutnya.” Lanjut Kak Catur.

Saya bingung mendengarnya, rasanya tidak mungkin impian itu masih bisa terkabul. Keinginan yang rasanya sudah lewat, bahkan sudah tiga bulan yang lalu diambil orang lain itu tiba-tiba muncul lagi, pintu untuk mewujudkannya, yang tiga bulan lalu telah tertutup bahkan kuncinya pun aku tak punya, tiba-tiba pintu itu sekarang terbuka lebar dan mempersilahkan aku untuk memasukinya.

—————————————-

Sungguh manis semua takdir yang Dia tentukan. Ketika ambisi meraih sesuatu itu tak tersampaikan, rasanya memang terasa sakit dan menyesakkan dada. Namun ketika usaha yang menjadi ukurannya, usaha untuk menjadi lebih baik di setiap detik, Dia akan memberikan manisnya takdir yang menenangkan dan membahagiakan sebagai gantinya.

Sungguh, bukanlah hasil akhir yang harus kita perjuangkan, karena itu bagian dari takdir dan takdir hanyalah Allah yang berkuasa atasnya. Dia tahu apa setiap yang kita tuju. Kita sebagai hamba hanya perlu berusaha, selalu berusaha, berusaha yang terbaik, karena pada saatnya Dia-lah yang akan menunjukkan keagungan dan kuasanya-Nya.